Apa yang diungkapkan di media-media masa, bahwa lembaga tinggi Islam di Al-Quds telah mewanti-wantikan akan perbuatan
Juru bicara rakyat Arab meminta dukungan masyarakat, baik dari kalangan Arab ataupun Islam untuk menghadapi proyek
Masih menurut media, menteri pertahanan
1. Keputusan dewan Knesset yang menjadikan
2. Dukungan Amerika terhadap
3. Dukungan Gedung Putih terhadap
4. Penundaan keputusan perbatasan al-Quds oleh George Bush hingga tahun 2006 dan sudah dua tahun berlalu 2008 belum ada keputusan apapun.
Demikianlah, permintaan bangsa Palestina terhadap para pemimpin Arab dan kaum muslimin berlalu dengan sia-sia. Tetapi pada saat yang sama masyarakat Arab dan Islam telah menunaikan kewajibannya yang merupakan bagian yang pokok yaitu mendukung intifadhah al-Aqsha.
Dari sisi akar masalah, keputusan menhan Israel, Shaol Movaz adalah membangun tembok al-Quds agar menjadi proyek percontohan bagi undang-undang “aparthead” rasialis antara satu ras, pemilik tanah dengan ras lain yang tidak memiliki hak sedikitpun atas tanah itu. Keputusan ini juga telah memecah belah komunitas bangsa Palestina di al-Quds. Dengan tindakan ini, seorang warga terpisah dari saudaranya, sambil menunggu berdirinya negara Palestina dibawah bayang-bayang Israel dan Amerika Serikat yang mengklaim bahwa penghancuran wilayah Palestina serta pemisahan satu keluarga dengan lainnya, berdasarkan hukum dan sesuai dengan undang-undang internasional. Padahal hukum tersebut juga menjamin hak-hak bangsa Palestina untuk memberikan perlawanan terhadap kaum penjajah
Dari sini, diamnya bangsa muslim atas kejahatan ini, tidak tergambar sama sekali (tidak bisa diterima). Kalaulah mereka bersikap di depan para pemimpinnya dengan sikap yang keras, sebanding dengan kejahatan Israel mengisolir wilayah Palestina serta melakukan proyek yahudisasi di wilayah itu, maka pemerintah Israel tidak akan memperlakukan warga al-Quds seperti ini, walau mereka berada di dalam wilayah Israel secara ilegal. Tidak akan ada undang-undang “pemilikan harta yang ditinggalkan pemiliknya” yang dengannya
Kejahatan Movaz yang telah merampok 800 km2 wilayah Palestina atau 10% dari tanah Palestina di Tepi Barat. Terakhir pemerintah
Sekarang ini, Movaz sangat takut jumlah bangsa Arab di wilayah
Jika tindakan pencegahan Movaz ini jadi dilakukan, bukankah tahun 2025 sangat dekat waktunya menurut pandangannya ??
Diambil dari makalah DR. Haitsam al-Kailani pada harian Uni Emirat Arab tanggal
0 comments:
Post a Comment