Sudah lama saya cari jawapan bagi soalan ini... Soalan ini terlalu runsing bagi diri yang serba lemah dosa ini untuk menjawab soalan ini walaupun saya memahami Islam itu sendiri... Saya pun mula search dalam internet........


Akhirnya saya dapat memberi sedikit kesimpulan atau pun serba sedikit penyelesaian bagi soalan ini....


Saya secara kasarnya meletakkan soalan


Apakah yang dimaksudkan dalam Hadis "Setiap anak dilahirkan suci bersih...."?


Jawapan yang saya dapati ialah seperti berikut...:


Maksud hadis setiap anak dilahirkan suci bersih ialah ia dilahirkan dalam keadaan fitrah semula jadinya bersih dan belum ternoda oleh mana-mana unsur dosa. Dengan lain perkataan fitrah semulajadi seorang bayi adalah Islam. Fitrah ini akan berubah mengikut pengaruh ibu-bapa dan persekitaran. Jika ibu bapanya ingin membawa kepada jalan kesesatan maka kesucian atau fitrah keIslamannya telah ternoda oleh ibu bapanya tersebut.


Manusia pada fitrahnya hanif, yang mengandungi erti rindu terhadap mengingat Allah SWT. Manusia pada kejadiannya yang azali rindu kepada kesucian, kemuliaan dan keagungan serta cenderung kepada kebaikan, keindahan, kebenaran dan keadilan.


"Setiap anak dilahirkan suci bersih..", ertinya setiap anak dilahirkan dengan bekal fitrah Islamiyah. Itulah sebabnya agama Islam disebut juga dengan agama fitrah kerana agama Islam itu sesuai dengan fitrah atau asal kejadian manusia. Dalam Al Quran, Allah SWT berfirman maksudnya:


"Maka hadapkanlah wajahmu dengan hanif atau lurus kepada agama ciptaan Allah, yang telah menciptakan manusia menurut fitrahnya itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui".
(Surah Ar Ruum ayat 30)


Datangnya agama Islam adalah membenarkan apa yang menjadi kehendak fitrah yang suci dan selamat. Akal dan hati manusia dapat menilai sendiri tentang wujudnya Allah yang Maha Pencipta. Begitu juga di dalam Al Quran banyak disebut tentang Allah SWT.


Kadang kala manusia beranggapan bahawa kalau tauhid (meng-Esakan Allah) itu merupakan suatu fitah atau semulajadi, maka manusia tentu tidak berbeda aqidah dan kepercayaannya dan tidak berbeda pula Tuhan mereka. Tetapi kenyataannya mengapa manusia mempunyai pendapat yang berbeza dan beraneka ragam sehingga tidak ada kesamaan dalam menentukan Tuhan mereka.


Tentang masalah ini dapat dijelaskan bahawa timbulnya sangkaan seperti itu adalah kerana watak manusia itu cenderung berpegang dengan sesuatu yang ditangkap oleh indera mereka. Kemudian mengingkari perkara-perkara yang tidak ada gambaran dalam hatinya serta tidak ada batasan yang membatasinya. Contoh kisah ini sebagaimana difirmankan Allah dalam Al Quran:


"Ahli Kitab meminta kepadamu agar kamu menurunkan kepada mereka sebuah kitab dari langit. Maka sesungguhnya mereka telah meminta kepada Musa yang lebih besar daripada itu. Mereka berkata: "Tunjukkanlah Allah kepada kami dengan nyata". Maka mereka disambar petir kerana kezalimannya dan mereka menyembah anak sapi, sesudah datang kepada mereka bukti-bukti yang nyata, lalu Kami (Allah) maafkan mereka dari yang demikian. Dan telah Kami berikan kepada Musa keterangan yang nyata".
(Surah An Nisa' ayat 153)


Adanya akal fikiran itu tidak mampu menemukan kebenaran, mengetahui secara menyeluruh. Maka sungguh mengharirankan bila orang yang berakal sihat menggunakan perkara itu sebagai dalil meniadakan sesuatu. Umat terdahulu banyak dicontohkan Allah sebagai umat yang sesat dari jalan yang lurus, mereka memiliki hati yang keras dan banyak melanggar perintah Allah SWT.


Ajaran yang dibawa agama Islam adalah tentang iman kepada Allah dan meng-EsakanNya serta menghindarkan diri daripada menyekutukan-Nya. Semua itu merupakan suatu jalan yang sesuai dengan fitrah manusia yang ingin kepada kebenaran. Dan kebenaran yang haq itu hanya dari Allah SWT.



: Insan Di Bawah Cahaya Ilahi



Disini saya membuka peluang kepada semua pembaca blog saya ini untuk sama-sama berkongsi dengan saya tentang soalan saya di atas. Saya tahu bahawa antum lebih 'arif daripada diri ini yang kurang ilmu dalam bidang agama mahupun yang lain.. Marilah sama-sama kita berbincang... Moga amalan ini dicatat oleh ALLAH di "Buku Catatan 'Illiyyin" iaitu buku catatan yang mengandungi segala amalan-amalan baik....


Perkenankanlah ya Robb.... Innaka antal wahhab :)

الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً وَجَعَلَ لِلْوُصُوْلِ إِلَيْهِ طَرَائِقَ وَاضِحَةً وَسُبُلاً. أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً نَرْجُوْ بِهَا عَالِيَ الْجَنَانِ نُزُلاً، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أَقْوَمُ الْخَلْقِ دِيْنًا وَأَهْدَاهُمْ سُبُلاً، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً. أمَّا بَعْدُ:
Sahabat tersayangku rahimakumullah,
Marilah kita senantiasa memuji Allah Subhanahu wa Ta’ala yang menjadikan hidup dan mati, untuk menguji hamba-hamba-Nya sehingga terbedakan siapa yang paling baik amalannya di antara mereka. Begitu pula kita memuji Allah Subhanahu wa Ta’ala, Rabb yang menciptakan manusia untuk beribadah kepada-Nya dan memuliakan hamba-hamba-Nya yang menaati-Nya. Maka, sungguh berbahagialah orang-orang yang bertakwa kepada-Nya. Dan sungguh merugilah orang-orang yang bermaksiat kepada-Nya. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi yang mulia, sayyidina Muhammad ibn ‘Abdillah, keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang senantiasa mengikuti jalannya.
Sahabat rahimakumullah,
Ketahuilah, bahwa kehidupan dunia ini ibarat tempat penyeberangan yang sedang dilalui oleh orang-orang yang hidup di dalamnya. Setiap orang akan melewati dan meninggalkannya, lalu menuju kehidupan yang sesungguhnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan dunia ini sebagai tempat beramal dan akhirat sebagai tempat pembalasan amalan. Maka setiap orang yang beramal, dia akan melihat balasannya. Dan orang yang lalai akan menyesali perbuatannya. Setiap orang yang menjalani kehidupan dunia ini akan ada saat berakhirnya. Hari pembalasan pasti akan datang, dan apa saja yang akan datang adalah sesuatu yang dekat. Maka janganlah kita tertipu dengan gemerlapnya kehidupan dunia yang sementara ini, sehingga melalaikan dari kehidupan yang sesungguhnya di akhirat nanti.
Saudara-saudaraku kaum muslimin rahimakumullah,
Ingatlah bahwa kematian adalah suatu kepastian yang akan menimpa seseorang. Kematian akan memisahkan dirinya dari keluarga, harta, serta tempat tinggalnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberitakan melalui firman-Nya, bahwa di antara manusia ada yang akan mendapatkan pertolongan dan mendapatkan kabar gembira pada saat kematiannya, serta ada pula yang merasakan ketakutan yang luar biasa.
Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan keadaan orang-orang yang bahagia saat kematiannya dalam firman-Nya:
تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ. نَحْنُ أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ
“Malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: ‘Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih dan berbahagialah dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepada kalian.’ Kami adalah penolong-penolong kalian dalam kehidupan dunia dan akhirat, di dalam (surga) kalian akan memperoleh apa yang kalian inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kalian minta.” (Fushshilat: 30-31)
Sungguh, kita semua tentu mengharapkan kabar gembira di saat malaikat maut hendak mencabut nyawa kita. Karena dengan itu seseorang akan mengawali kehidupan bahagia di alam akhiratnya. Dimulai dengan kenikmatan di alam kuburnya dan kemudahan-kemudahan yang akan terus dialami pada kehidupan akhiratnya. Keutamaan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala karuniakan ini akan dirasakan oleh orang-orang yang menyerahkan dirinya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sehingga menerima dan menjalankan syariat-Nya. Yaitu orang-orang yang senantiasa ikhlas dalam beribadah kepada-Nya dan mengikuti jalan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para ulama yang mengikuti jejaknya. Adapun orang-orang yang menyerahkan dirinya kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala, sehingga beribadah kepada selain-Nya dan menyelisihi jalannya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam serta jalan para ulama yang mengikutinya, maka dia akan merasakan siksa yang sangat pedih. Dimulai dari saat kematiannya dan begitu pula ketika berada di alam kuburnya serta kejadian-kejadian berikutnya.
Para pembaca rahimakumullah,
Ketahuilah bahwa kehidupan dunia ini akan berakhir dan akan datang saatnya hari kebangkitan. Seluruh manusia, sejak yang pertama kali diciptakan hingga yang terakhir kali diciptakan akan dibangkitkan dari alam kuburnya, serta akan dikumpulkan di padang mahsyar. Selanjutnya, kehidupan akhirat akan berujung pada dua tempat tinggal yang sesungguhnya, yaitu surga atau neraka. Maka di antara manusia, sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya, akan menjadi penduduk surga dan dikatakan kepada mereka:
كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَا أَسْلَفْتُمْ فِي الْأَيَّامِ الْخَالِيَةِ
“Makan dan minumlah kalian dengan penuh kesenangan disebabkan amal yang telah kalian kerjakan pada hari-hari yang telah lalu (saat di dunia).” (Al-Haqqah: 24)
Sementara yang lainnya akan menjadi penduduk neraka. A’adzanallahu waiyyakum minannaar (semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjauhkan kita dari siksa api neraka). Mereka sebagaimana dalam firman-Nya, akan menyesal di akhirat kelak dengan mengatakan:
يَاحَسْرَتَا عَلَى مَا فَرَّطْتُ فِي جَنْبِ اللَّهِ وَإِنْ كُنْتُ لَمِنَ السَّاخِرِينَ
“Amat besar penyesalanku atas kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban) terhadap Allah, dan aku sungguh dahulu termasuk orang-orang yang memperolok-olokkan (agama Allah).” (Az-Zumar: 56)
Ikhwahku rahimakumullah,
Akhirnya, marilah kita berlomba-lomba dalam beramal shalih dalam kehidupan yang singkat ini. Janganlah kita menjadi orang yang memiliki sifat sombong sehingga menolak kebenaran yang datang kepada kita. Begitu pula, janganlah kita menjadi orang-orang yang mendahulukan dunia dan mengikuti hawa nafsunya, sehingga berani berbicara dan mengamalkan agama tanpa bimbingan para ulama. Sungguh Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menyebutkan dalam firman-Nya:
فَأَمَّا مَنْ طَغَى. وَءَاثَرَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا. فَإِنَّ الْجَحِيمَ هِيَ الْمَأْوَى. وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى. فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَى
“Adapun orang yang melampaui batas dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya). Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Rabb-nya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya).” (An-Nazi’at: 37-41)
Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kita sebagai hamba-hamba-Nya yang beruntung sehingga mendapatkan surga-Nya dan diselamatkan dari siksa api neraka.
اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِمَّنْ آثَرُوا الْآخِرَةَ عَلَى الدُّنْيَا وَآتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِه أَجْمَعِيْنَ
Fikir-fikirkanlah......


Imam Bukhari rahimahullah meriwayatkan di dalam Kitab Bad’i al-Khalq dalam sahihnya, beliau berkata;

 

حَدَّثَنَا عَلِيٌّ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي وَائِلٍ قَالَ قِيلَ لِأُسَامَةَ لَوْ أَتَيْتَ فُلَانًا فَكَلَّمْتَهُ قَالَ إِنَّكُمْ لَتُرَوْنَ أَنِّي لَا أُكَلِّمُهُ إِلَّا أُسْمِعُكُمْ إِنِّي أُكَلِّمُهُ فِي السِّرِّ دُونَ أَنْ أَفْتَحَ بَابًا لَا أَكُونُ أَوَّلَ مَنْ فَتَحَهُ وَلَا أَقُولُ لِرَجُلٍ أَنْ كَانَ عَلَيَّ أَمِيرًا إِنَّهُ خَيْرُ النَّاسِ بَعْدَ شَيْءٍ سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالُوا وَمَا سَمِعْتَهُ يَقُولُ قَالَ سَمِعْتُهُ يَقُولُ يُجَاءُ بِالرَّجُلِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيُلْقَى فِي النَّارِ فَتَنْدَلِقُ أَقْتَابُهُ فِي النَّارِ فَيَدُورُ كَمَا يَدُورُ الْحِمَارُ بِرَحَاهُ فَيَجْتَمِعُ أَهْلُ النَّارِ عَلَيْهِ فَيَقُولُونَ أَيْ فُلَانُ مَا شَأْنُكَ أَلَيْسَ كُنْتَ تَأْمُرُنَا بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَانَا عَنْ الْمُنْكَرِ قَالَ كُنْتُ آمُرُكُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَلَا آتِيهِ وَأَنْهَاكُمْ عَنْ الْمُنْكَرِ وَآتِيهِ رَوَاهُ غُنْدَرٌ عَنْ شُعْبَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ

Ali menuturkan kepada kami, Sufyan menuturkan kepada kami dari al-A’masy dari Abu Wa’il dia berkata;ada orang yang berkata kepada Usamah, “Seandainya saja engkau mau mendatangi si fulan dan berbicara menasihatinya.” Maka dia menjawab, “Apakah menurut kalian aku tidak berbicara dengannya melainkan aku harus menceritakannya kepada kalian. Aku sudah menasihatinya secara rahasia. Aku tidak ingin membuka pintu yang menjadikan aku sebagai orang pertama yang membuka pintu fitnah itu -menasihati penguasa dengan terang-terangan-. Aku pun tidak akan mengatakan kepada seseorang sebagai orang yang terbaik -walaupun dia adalah pemimpinku- setelah aku mendengar sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

Mereka bertanya, “Apa yang kamu dengar dari beliau itu?”. Dia menjawab; Aku mendengar beliau bersabda, “Akan didatangkan seorang lelaki pada hari kiamat kemudian dia dilemparkan ke dalam neraka dan terburailah isi perutnya di neraka sebagaimana seekor keledai yang berputar mengelilingi penggilingan. Maka berkumpullah para penduduk neraka di sekitarnya. Mereka bertanya, “Wahai fulan, apa yang terjadi padamu, bukankah dahulu kamu memerintahkan yang ma’ruf kepada kami dan melarang kami dari kemungkaran?”.

Lelaki itu menjawab, “Dahulu aku memerintahkan kalian mengerjakan yang ma’ruf sedangkan aku tidak melakukannya. Dan aku melarang kalian dari kemungkaran namun aku justru melakukannya.” Hadits ini diriwayatkan oleh Ghundar dari Syu’bah dari al-A’masy (HR. Bukhari [3027] , disebutkan pula oleh Bukhari dalam Kitab al-Fitan [6569] as-Syamilah).

Imam Muslim meriwayatkan di dalam Kitab az-Zuhd wa Raqa’iq di dalam sahihnya;

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى وَأَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَمُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نُمَيْرٍ وَإِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ وَأَبُو كُرَيْبٍ وَاللَّفْظُ لِأَبِي كُرَيْبٍ قَالَ يَحْيَى وَإِسْحَقُ أَخْبَرَنَا و قَالَ الْآخَرُونَ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ عَنْ شَقِيقٍ عَنْ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ قَالَ قِيلَ لَهُ أَلَا تَدْخُلُ عَلَى عُثْمَانَ فَتُكَلِّمَهُ فَقَالَ أَتَرَوْنَ أَنِّي لَا أُكَلِّمُهُ إِلَّا أُسْمِعُكُمْ وَاللَّهِ لَقَدْ كَلَّمْتُهُ فِيمَا بَيْنِي وَبَيْنَهُ مَا دُونَ أَنْ أَفْتَتِحَ أَمْرًا لَا أُحِبُّ أَنْ أَكُونَ أَوَّلَ مَنْ فَتَحَهُ وَلَا أَقُولُ لِأَحَدٍ يَكُونُ عَلَيَّ أَمِيرًا إِنَّهُ خَيْرُ النَّاسِ بَعْدَ مَا سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ يُؤْتَى بِالرَّجُلِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيُلْقَى فِي النَّارِ فَتَنْدَلِقُ أَقْتَابُ بَطْنِهِ فَيَدُورُ بِهَا كَمَا يَدُورُ الْحِمَارُ بِالرَّحَى فَيَجْتَمِعُ إِلَيْهِ أَهْلُ النَّارِ فَيَقُولُونَ يَا فُلَانُ مَا لَكَ أَلَمْ تَكُنْ تَأْمُرُ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَى عَنْ الْمُنْكَرِ فَيَقُولُ بَلَى قَدْ كُنْتُ آمُرُ بِالْمَعْرُوفِ وَلَا آتِيهِ وَأَنْهَى عَنْ الْمُنْكَرِ وَآتِيهِ حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي وَائِلٍ قَالَ كُنَّا عِنْدَ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ فَقَالَ رَجُلٌ مَا يَمْنَعُكَ أَنْ تَدْخُلَ عَلَى عُثْمَانَ فَتُكَلِّمَهُ فِيمَا يَصْنَعُ وَسَاقَ الْحَدِيثَ بِمِثْلِهِ

Yahya bin Yahya, Abu Bakr bin Abi Syaibah, Muhammad bin Abdullah bin Numair, Ishaq bin Ibrahim dan Abu Kuraib -lafazh ini milik Abu Kuraib- menuturkan kepada kami, Yahya dan Ishaq berkata; memberitakan kepada kami, sedangkan periwayat lainnya mengatakan; menuturkan kepada kami Abu Mu’awiyah; al-A’masy menuturkan kepada kami dari Syaqiq dari Usamah bin Zaid, Syaqiq berkata; ditanyakan kepada Usamah, “Apakah engkau tidak menemui Utsman untuk berbicara dengannya?”.

Maka dia menjawab, “Apakah menurut kalian saya harus menceritakan kepada kalian kalau saya sudah berbicara dengannya. Demi Allah, saya sudah menasihatinya berdua saja, aku tidak ingin membuka pintu fitnah sehingga akan membuatku orang yang pertama kali membukanya. Aku juga tidak akan mengatakan kepada seseorang yang menjadi pemimpinku sebagai orang yang terbaik setelah aku mendengar sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Akan didatangkan seorang laki-laki pada hari kiamat nanti kemudian dia dilemparkan ke dalam neraka lalu isi perutnya terburai, lalu dia berputar-putar karenanya sebagaimana berputarnya keledai mengelilingi penggilingan. Maka berkumpullah para penduduk neraka melihatnya.

Mereka berkata, “Wahai fulan, apa yang menimpamu, bukankah engkau dahulu memerintahkan yang ma’ruf dan melarang dari yang mungkar?”. Maka dia menjawab, “Benar, dahulu aku memang memerintahkan yang maruf tapi aku tidak melakukannya, dan aku melarang yang mungkar namun aku justru melakukannya.” Utsman bin Abi Syaibah menuturkan kepada kami; Jarir menuturkan kepada kami dari al-A’masy dari Abu Wa’il, dia berkata; Dulu ketika kami duduk-duduk bersama Usamah bin Zaid maka ada seseorang yang mengatakan, “Apa yang menghalangimu menemui Utsman dan berbicara dengannya atas apa yang telah dilakukannya..” kemudian dia membawakan isi hadits ini dengan isi yang sama (HR. Muslim [5305] as-Syamilah)

Pelajaran

Kedua-dua hadis di atas cukup untuk memberikan kita pelajaran yang sangat berharga tentang beberapa kewajipan yang berada di atas bahu seoarang muslim.

1. Kewajipan dakwah terhadap para penguasa bahkan yang kita fahami kewajipan ini juga tertakluk kepada semua manusia yang boleh kita kecapi dengan apa sahaja sarana. Dakwah menjadi asas kepada komunikasi di kalangan kaum Muslimin pada zaman lepas di mana mereka sangat memerhatikan sarana nasihat menasihati sesama mereka dalam pelbagai hal.

2. Berbuat apa yang di nasihati - Inilah akhlak para daie di jalan Allah. Mereka sentiasa iltizam dengan amal Islam dan berusaha menyeru masyarakat supaya berubah ke arah kesyumulan Islam. Para daie senantiasa berusaha untuk mempertingkatkan amal soleh mereka supaya rasa ingin dan cinta mereka kepada Allah sentiasa mekar. Sekulumit dosa dan maksiat sudah menjadi perkara yang keji dan terkutuk bagi mereka, apatah lagi berbuat ingkar terhadap suruhan Allah.

Bercakap kosong dan sekadar berceramah melampiaskan kata-kata bukanlah akhlak mereka.

3. Balasan terhadap orang-orang yang tidak berbuat kebaikan yang di canangkannya.


"Aku dilahirkan sebagai seorang Yahudi Rusia. Perjuanganku bermula semasa aku berumur 19 tahun. Keyakinanku terhadap tuhan kerap berbolak-balik. Cita-citaku dalam hidup ini mulanya adalah nak menjadi seorang bintang rock. Aku tinggal di US dan bekerja sebagai setiausaha..... sungguh melucukan..
Suatu malam aku berjalan ke dapur, tiba-tiba ternampak satu lembaga hitam, rupanya kawan serumahku. Aku masih ingat bertanya dia "Boleh tak aku simpan vodka ini dalam peti ais?. Lepas tu kami bersalaman dan kembali ke bilik tidur. Selepas itu, kehidupan aku berubah secara tiba-tiba.
Kawan aku ini adalah seorang muslim. Dia adalah orang Islam yang pertama aku kenali. Oleh sebab terlampau kuat semangat ingin tahu aku pun bertanya kepada dia tentang Islam... Aku tanya dia pasal sembahyang 5 waktu, perang jihad, siapa Muhammad?
Perbualan kami turut disertai bersama dengan seorang kawan Kristian kami bernama Wade. Jadi kami pun membentuk dialog antara agama Islam, Yahudi dan Kristian. Dalam sesi tersebut kami telah menemui banyak perbezaan dan persamaan.
Tanpa kusedari minatku telah bertukar daripada seks, dadah dan berpesta kepada pencarian mendalam kepada agama. Satu pencarian yang aku perlu lengkapkan. Pencarian kepada tuhan dan pencarian bagaimana untuk mengikuti perintah tuhan.
Dalam kesungguhanku mencari kebenaran, aku bertanya kepada diriku. Ok, kita mula cara mudah, ada berapa tuhan sebenarnya? Aku yakin ada satu je.. sebab kalau banyak tuhan akan jadi lemah sebab pasti berlaku perselisihan dan pergaduhan... Satu tuhan adalah keyakinanku, dan pilihanku.
Suatu ketika dulu aku buka mindaku kepada kemungkinan wujudnya tuhan. Aku analisa pandangan orang yang percaya dan tak percaya. Yang membuatkan aku menyebelahi orang yang percaya adalah ungkapan ‘setiap rekaan mesti ada perekanya'. Dengan keyakinan sedemikian dalam diriku akhirnya aku sedar dengan yakin bahwa tuhan itu wujud. Aku masa tu masih tak dapat menjelaskannya tetapi jauh dalam lubuk hatiku aku percaya.
Ketakjuban yang baru aku jumpa ni diikuti dengan rasa tanggungjawab terhadap Penciptaku. Dunia beragama kemudian menjadi tumpuanku.
Lepas tu aku bertanya pada diriku "Mana aku akan mula?" Secara lisan ada ribuan jenis kepercayaan. Aku perlu juruskan kepada hanya beberapa kepercayaan sahaja. Macam mana aku nak selesaikan masalah ini? Mula-mula cari yang percaya pada satu tuhan sahaja. Ini aku masukkan dalam kepala otakku. Tentu sekali ini logik sebab aku hanya percaya pada satu tuhan sahaja."
Ok, lepas tu.. "ini maknanya kita tolak agama Hindu dan Buddha sebab keduanya percaya pada banyak tuhan. Jadi tinggal 3 saja agama yang ada satu tuhan iaitu Islam, Yahudi dan Kristian.... Jadi oleh sebab aku ni Yahudi aku mula dengan Judaism (Ugama Yahudi) terdapat satu tuhan, beberapa Rasul, '10 Commandments', Taurat, jiwa Yahudi...apa,.. apa jiwa Yahudi?
Masa aku buat kajian perkara ini menghantui fikiranku. Ceritanya ‘Jika seseorang tu dilahirkan sebagai Yahudi dia ada jiwa Yahudi dan mereka mesti menganut Judaism (agama Yahudi)'.... tunggu jap..kalau macam tu ni dah jadi diskriminasi kan? Sedangkan agama itu patut universal (menyeluruh).
Jadi tuhan juga buat jiwa Yahudi, jiwa Kristian dan jiwa Muslim dan jiwa Hindu? Aku ingat semua manusia diciptakan sama sebagai manusia? Jadi kalau seseorang itu dilahirkan dalam sesuatu agama dengan ketentuan tuhan, maka dia mesti berada dalam agama tersebut walaupun akhirnya seseorang tu mendapati agamanya sesat?...hmmm aku tak percaya ..camtu zalim tuhan..ini mustahil.
Satu hal lagi yang peliknya dalam Judaism tak ada konsep neraka...yang ada syurga je...kalau macam tu kenapa nak buat baikkan? Kenapa hidup ni tak buat dosa je? kan elok? Kalau aku takde rasa takut dengan pembalasan atas kejahatan yang aku lakukan kenapa aku perlu berlaku baik dalam hidup?
Kita teruskan..Aku dapati Christianity (agama Kristian) ok, ada satu tuhan, seorang anak, seorang bapa dan roh suci...macam mana nak kata semua ni satu tuhan 1+1+1 =3 bukan satu? Jadi macam mana yang dikatakan percaya satu tuhan?
Penjelasan lepas penjelasan, persamaan lepas persamaan dan perbandingan lepas perbandingan, analogi lepas analogi.. aku tak dapat terima konsep ini... Ok kita tengok isu lain pula...
Jesus mati disebabkan dosa kita dan dia lakukan sedemikian sebab kita telah dipenuhi dengan ‘dosa asli'. Jadi, Jesus Christ anak tuhan perlu dikorbankan untuk menyelamatkan semua orang daripada neraka dan menyembuhkan kita daripada dosa yang diberikan kepada kita oleh Adam
Ok, kalau begitu maknanya kamu mengatakan bahawa kita dilahirkan sebagai orang yang telah sedia berdosa? Dan untuk jadi orang yang berdosa seseorang itu perlu melakukan satu dosa baru boleh jadi begitukan? Jadi kamu beritahu aku yang bayi yang baru lahir telah melakukan kesalahan berdosa? Yang ni pelik.. takkan sebab kesalahan satu orang semua manusia kena pikul dosanya? Apakah maksud pegangan sebegini? Seksa semua orang walaupun satu orang melakukan kesalahan? Kenapa tuhan buat undang-undang macam tu? Tuhan tak zalim..mustahil... tak logik... aku tak percaya.
Jadi Jesus Christ mati kerana beliau ‘mengasihi manusia'.. Nanti dulu dalam Bible disebut Jesus berkata "Bapa, kenapa aku dibuat begini?" Bermakna Jesus tak faham kenapa dia dibunuh secara kejam.. Tetapi kamu kata dia secara sukarela dikorbankan.... Walau apapun aku tetap tak dapat terima kepercayaan begini. Ok, agama selanjutnya adalah Islam....
Islam bermaksud penyerahan diri. Kepercayaan umumnya adalah satu tuhan, solat 5 waktu sehari semalam, infaqkan 2.5% zakat tahunan kepada fakir miskin, berpuasa bulan Ramadan.. dan mengerjakan Haji sekali seumur hidup jika mampu. Ok, tak ada yang sukar untuk difahami. Tak ada yang bercanggah dengan logik akalku. Al-Quran adalah kitab mukjizat. Banyak bukti saintifik telah diperolehi daripadanya sejak 1,400 tahun yang lalu.
Ok. Islam telah melepasi tapisan awalku tentang keagamaan.. Tetapi aku ingin bertanya beberapa soalan yang mendalam tentangnya.. Adakah Islam itu menyeluruh? Ya.. semua orang boleh faham kepercayaan yang asas ini. Tiada analogi atau persamaan yang diperlukan.. Adakah ianya selaras dengan Sains? Sudah tentu.. terdapat berdozen ayat-ayat al-Quran yang menjelaskan tentang Sains moden dan teknologi.
Semakin aku membuat kajian ke atas ratusan fakta logik yang aku baca dan buat kajian, satu perkara lagi mengetuk fikiranku...yang paling utama sekali Islam.. nama agama. Aku dapati ianya disebutkan banyak kali di dalam Al-Quran.
Walau bagaimanapun, mengingat semula kajianku yang lepas. Aku tak ingat pun melihat satu perkataan Judaism di dalam ‘Old Testament" atau Christianity di dalam ‘New Testament". Perkara ini amat besar dan mustahak. Kenapakah kita tak jumpa nama agama masing-masing dalam kitab berkenaan? Sebab... memang tidak ada nama agama dalam kitab tersebut ..Saya pun berfikir.. Judaism datang daripada perkataan "Juda" dan "ism" sementara Christinity daripada perkataan "Christ" dan " ianity"...
Jadi siapakah Juda ini? Dia adalah ketua kabilah Hebrew ketika tuhan menurunkan wahyu kepada manusia. Jadi agama ini dinamakan daripada nama seseorang.. Ok.. kita tengok pula siapakah Jesus Christ. Dia adalah orang yang menyampaikan risalah tuhan kepada golongan Yahudi. Jadi, kesimpulannya agama ini dinamakan dengan nama manusia. Bercanggah dengan fakta, agama Judaism dan Christinity tidak ada disebutkan dalam kitab suci mereka.. Bagi aku ini sangat pelik.. aku tak boleh terima.
Kalaulah aku jual barang dari rumah ke rumah dan aku cakap pada tuan rumah "Tuan nak beli barangan (tiada nama)? Tentu sekali jawapan logik adalah "Apakah barangan (tiada nama) ini dipanggil?.. Pasti saya takkan dapat menjual walau satu produk pun yang tiada nama, bukan? Menamakan sesuatu adalah perkara asas manusia menentukan objek baik secara fizikal atau bukan fizikal. Kalau agama yang hendak dianuti dan disebar kepada manusia di atas mukabumi, tentu sekali ianya mesti ada nama.
Sudah tentu sekali nama agama adalah nama yang diberikan oleh tuhan yang maha Esa? Aku yakin macam tu... tepat sekali.. Nama Judaism dan Christianity tidak ditulis dalam kitab suci mereka, manusia yang ciptakannya bukan tuhan. Kenyataan yang tuhan menurunkan agama untuk manusia ikuti tanpa nama adalah mustahil pada pendapat aku... Tak masuk akal.
Pada hujah ini, Judaism dan Christianity dah hilang kredibiliti sebagai asli, logik dan menyeluruh sebagai sebuah agama daripada pandanganku. Islam adalah hanya satu agama yang ada nama agamanya tercatat dalam kitab suci,,,, ini sangat penting dan bermakna bagiku.
Aku kini menyedari aku wajib mengikuti Islam.......kemudian aku mengucap syahadah...aku bersyukur diketemukan dengan kebenaran. Dulu aku dalam kegelapan ..kini aku dalam cahaya kebenaran..
Allahu Akbar.......
Michael David Shapiro ->Read in English click here
Michael's Website: MuslimHipHop

Doa adalah rayuan kepada ALLAH (Tuhan) untuk penganut Islam. Caranya adalah dengan meletak tangan di hadapan antum dan menghadap kedua tapak tangan ke atas. Ia sering dilakukan setelah sembahyang, sewaktu mengambil air sembahyang, sewaktu makan dan minum, berniat puasa dan sebelum tidur. Ia juga digunakan dengan beberapa niat pada perbuatan yang baik menurut ajaran agama Islam.

Muslim digalakkan berdoa untuk menunjukkan rasa rendah diri terhadap Allah SWT, selain untuk menunjukkan rasa patuh dan taat kepada suruhan Allah. Doa boleh dilakukan bila-bila masa tanpa had dan batasan selagi manusia Muslim itu hidup dan beriman kepada Allah.

Khasnya doa dilakukan bagi membaiki diri dengan cara meminta ampun kepada Allah dan mengharapkan sesuatu dariNya.

Disini ana bukan nak ambil tuition tentang doa... Cuma ana nak kongsi sedikit tentang kelemahan kita dan kebesaran & kekuatan ALLAH s.w.t.

Manusia adalah makhluk yang lemah dan kemampuannya terhad. Dari sini dia berhajat kepada kekuatan yang paling besar yang boleh dijadikan tempat berpaut khususnya ketika menghadapi kesusahan. Para nabi telah menjadikan doa sebangai cara untuk berpaut kepada kekuatan tersebut.

Nabi Nuh a.s berdoa:

"Sesungguhnya aku ini telah dikalahkan, maka tolonglah (aku)." {Al-Qamar:10}

Nabi Lut a.s pula berdoa:

"Kalaulah aku ada kekuatan untuk menentang kamu, atau aku dapat bertumpu ke suatu tempat bertahan yang kuat (dari penyokong2, tentulah aku akan membinasakan kamu) {Hud:80}

"Wahai Tuhanku! Sesungguhnya kaumku telah mendustakan daku" {Asy-Syuara':117}


Nabi Ibrahim a.s berdoa:

"Tuhan yang menciptakan daku, maka DIAlah yang memimpin dan memberi petunjuk kepadaku. Dan Tuhan yang DIAlah jua memberiku makan dan memberiku minum. Dan apabila aku sakit, maka DIAlah yang menyembuhkan penyakitku. Dan (DIAlah) yang mematikan daku, kemudian DIA menghidupkan daku. Dan (DIAlah) yang aku harap-harapkan supaya mengampunkan dosaku pada hari Kiamat. Wahai Tuhanku, berikanlah aku ilmu pengetahuan ugama, dan hubungkanlah aku dengan orang-orang yang soleh. Dan jadikanlah bagiku sebutan yang baik dalam kalangan orang-orang yang datang kemudian. Dan jadikanlah daku dari orang-orang yang mewarisi syurga Naim. Dan ampunkanlah bagi bapaku, kerana sesungguhnya dia dari orang-orang yang sesat. Dan janganlah ENGKAU hinakan daku pada hari makhluk-makhluk dibangkitkan hidup semula. Hari padanya harta benda dan anak pinak tidak dapat memberikan pertolongan sesuatu apa pun. Kecuali orang-orang yang datang menghadap ALLAH dengan hati yang selamat sejahtera." {Asy-Syuara':78-89}

Nabi Ayub a.s berdoa:

"Sesungguhnya aku ditimpa penyakit, sedangkan ENGKAUlah sahaja yang lebih mengasihani daripada segala (yang lain) yang mengasihani."

Nabi Yunus a.s berdoa:

"Sesungguhnya tiada Tuhan (yang dapat menolong) melainkan ENGKAU! Maha Suci ENGKAU (dari melakukan aniaya, tolonglah daku)! Sesungguhnya aku adalah orang-orang yang menganiaya diri sendiri" {Al-Anbiya':83}


Nabi Musa dan Harun a.s berdoa:


"Wahai Tuhan kami! Sesungguhnya ENGKAU telah memberikan kepada Fir'aun dan ketua-ketua kaumnya barang-barang perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia ini. Wahai Tuhan Kami, akibatnya menyesatkan mereka dari jalanMU (dengan sebab kekufuran mereka). Wahai Tuhan kami! binasakanlah harta benda mereka dan kunci matikan hati-hati mereka, maka dengan itu mereka tidak akan dapat beriman sehingga mereka melihat azab yang tidak terperi sakitnya." {Yunus:88}*1


Rasulullah s.a.w berdoa:


~~~ketika dihalau dari Thaif Baginda berdoa:


Ya ALLAH! Kepada KAMU aku mengadu kelemahan kekuatanku, sedikitnya kemampuan bertindakku, dan hinanya aku di mata manusia, Wahai Tuhan yang Maha Penyayang........*2



~~~ketika peperangan Badar Baginda berdoa:



"Ya ALLAH! PertolonganMU yang KAMU janjikan kepadaku...., Ya ALLAH! sekiranya KAMU memusnahkan golongan ini, KAMU tidak akan disembah di bumi ini selepas hari ini."



Begitulah juga keadaan para Daie kepada ALLAH di setiap zaman. Syiar mereka ialah doa, perkataan mereka adalah zikir, dan tempat berlegar mereka ialah istighfar.


Ahli Kahfi telah berdoa:


"Wahai Tuhan kami! kurnialah rahmat dari sisiMU dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus dalam urusan kami ini." {Al-Kahfi:10}


Lelaki mukmin daripada kalangan Keluarga Fir'aun berkata:


"Maka kamu akan ingat kelak apa yang aku katakan kepada kamu dan aku menyerahkan urusanku kepada ALLAH. Sesungguhnya ALLAH Maha Melihat akan hamba-hamba-NYA." {Ghafir:44}


Golongan mukmin yang menyertai peperangan Uhud berkata:


"Wahai Tuhan kami! Ampunkanlah dosa-dosa kami dan perbuatan kami yang melampau-lampau dalam urusan kami serta serta teguhkanlah pendirian kami dan tolonglah kami mencapai kemenangan terhadap kaum yang kafir." {Ali-Imran:147} *3


Para sahabat di dalam peperangan yang diharungilebih mengutamakan doa dan berpegang teguh kepada ALLAH daripada harapan mereka kepada kekuatan dan persiapan yang dimiliki.


Maka marilah kita sama-sama mengangkat kedua-dua tapak tangan dan berdoa supaya doa daripada hamba-NYA yang hina ini, ucapan daripada mulut yang dosa ini dan buji suara daripada badan yang penuh kelemahan ini dapat dimakbulkan ALLAH....


Ya ALLAH! Kami adalah golongan yang lemah, kuatkanlah kami dalam keadaan KAMU redhai kami, bawalah kami kepada kebaikan dan jadikanlah Islam agama yang paling kami redhai. Ameen..





  • *1 Maksud ayat al-Quran mengikut tertib; al-Qamar:10, Hud:88, Syu'ara':117, Syu'ara':78-89, al-Anbiya':83, al-Anbiya':87 dan Yunus:88.
  • *2 Disebutkan oleh Ibnu Hisyam tanpa sanad, al-Haithami menyebut di dalam al-Mujamma'(6/35) daripada Abdullah bin Jaafar dan disanadkan kepada at-Thabrani. Beliau berkata: Dalam sanadnya terdapat Ibnu Ishaq, beliau adalah seorang yang suka menyembunyikan (mudallas) dan perawi lain adalah siqah. Inilah juga yang disebut oleh pengkaji Zadul Maad (3/32)
  • *3 Semua doa tersebut adalah makna firman ALLAH; al-Kahfi:10, Ghafir:44 dan Ali-Imran:147

Selamat Berkenalan

ALLAH Matlamat Utamaku

~ حيّ على الصلاة ~

Jom Solat..

Followers

Perkongsian


Islamic Hijri Calendar

Waktu Al-Quds

Sa'atul Misr

K.L time

TERNAKAN KITA..