Sufyan ats-Tsauri, seorang ulama hadis yang terkemuka, menyatakan bahawa ada sepuluh hal yang termasuk dalam kategori sia-sia, iaitu:-

1.Laki-laki atau wanita yang berdoa untuk dirinya sendiri, tapi tidak dimohonkannya doa untuk ibu-bapanya sendiri dan kaum Muslimin.

2.Orang yang kerapkali membaca Al Quran, tapi tidak membaca secara tertib sampai seratus ayat tiap-tiap hari.

3.Laki-laki yang masuk ke dalam masjid, kemudian ia keluar kembali dari masjid itu tanpa mengerjakan shalat tahiyatul-masjid.

4.Orang-orang yang melewati tanah perkuburan, tapi tidak mengucapkan salam kepada penghuni-penghuni kubur dan tidak mendoakan untuk keselamatan arwah-arwah mereka.

5.Laki-laki yang masuk pada hari Jumaat ke suatu kota, kemudian ia keluar lagi dari kota itu tanpa mengerjakan shalat Jumaat berjemaah.

6.Laki-laki atau wanita yang tinggal di suatu lingkungan dengan seorang ulama, tapi dia tidak mempergunakan kesempatan itu untuk menambah ilmu pengetahuan.

7.Dua orang laki-laki yang bersahabat, tapi mereka tidak saling menanyakan tentang keadaan masing-masing dan keluarganya.

8.Laki-laki yang mengundang seseorang menjadi tetamunya, tapi tidak diacuhkan dan tidak dilayani tetamunya itu.

9.Pemuda yang menjadikan zaman mudanya berlalu begitu saja tanpa memanfaatkan waktu yang berharga itu untuk menuntut ilmu dan meningkatkan budi pekerti.

10.Orang yang tidak menyedari tetangganya yang merintih lantaran kelaparan, sedang ia sendiri makan kekenyangan di dalam rumahnya.

The word Islam is derived from the Arabic root word “SALAM” which means, among other things, peace, purity, submission and obedience. In the religious sense the word Islam means submission to the Will of God and obedience to His Law. Only through submission to the Will of God and by obedience to His Law can one achieve true peace and be in harmony with the created and the creator Himself. Muslims are those who submit themselves in obedience to Almighty God. Therefore anyone who does not follow his or her own will but follows the will of Almighty God is a Muslim.

Submission to the good Will of God, together with the obedience to His beneficial Law, is the best safeguard of peace and harmony. It enables man to make peace between himself and his fellow men on the one hand, and between the human community and God on the other. It creates harmony among the elements of Nature. According to Islam, everything in the world, or every phenomenon other than man is administered by God-made Laws. This makes the entire physical world necessarily obedient to God and submissive to His laws, which, in turn, means that it is in a state of Islam, or it is Muslim. The physical world has no choice of its own but obeys the Law of the Creator, the Law of Islam or submission. Man is singled out as being endowed with intelligence and the power of making choices and he is invited to submit to the good Will of God and obey His Law. As a result he will be with the truth and in harmony between himself and all the other elements of Nature. But if he chooses disobedience he will deviate from the Right Path and will be inconsistent. Besides, he will incur the displeasure and punishment of the Lawgiver.

The concept of God in Islam describes Him as the Most Merciful and Gracious, and the Most Loving and most concerned with the well being of man, and as Full of Wisdom and care for His Creatures. His Will, accordingly, is a Will of Benevolence and Goodness, and whatever Law He prescribes must be in the best interest of mankind.

The most concise definition of God in Islam is given in the four verses of Surah Ikhlas, which is Chapter 112 of the Qur’an.

“Say: He is Allah, The One and only. Allah, the Eternal, Absolute. He begets not, nor is He begotten. And there is none like unto Him”. (Qur’an 112: 1-4)

The word ‘Assamad’ is difficult to translate. It means ‘absolute existence’, which can be attributed only to Allah (swt), all other existence being temporal or conditional. It also means that Allah (swt) is not dependant on any person or thing, but all persons and things are dependant on Him.

Surah Ikhlas (Chapter 112) of the Glorious Qur’an is the touchstone of theology. Any candidate to divinity must be subjected to this ‘acid test’. Since the attributes of Allah given in this chapter are unique, false gods and pretenders to divinity can be easily dismissed using these verses.

The following verse of the Glorious Qur’an conveys a similar message:
“No vision can grasp Him but His grasp is over all vision: He is above all comprehension, yet is acquainted with all things.” (Al-Qur’an 6:103)

BY WHAT NAME DO WE CALL GOD?
The Muslims prefer calling the Supreme Creator, Allah, instead of by the English word ‘God’. The Arabic word, ‘Allah’, is pure and unique, unlike the English word ‘God’, which can be played around with.

If you add ‘s’ to the word God, it becomes ‘Gods’, that is the plural of God. Allah is one and singular, there is no plural of Allah. If you add ‘dess’ to the word God, it becomes ‘Goddess’ that is a female God. There is nothing like male Allah or female Allah. Allah has no gender. If you add the word ‘father’ to ‘God’ it Becomes ‘God-father’. Godfather means someone who is a guardian. There is no word like ‘Allah-Abba’ or ‘Allah-father. If you add the word ‘mother’ to ‘God’, it becomes ‘God-mother’. There is nothing like ‘Allah-Ummi’, or ‘Allah-mother’ in Islam. Allah is a unique word. If you prefix tin before the word God, it becomes tin God i.e., fake God. Allah is a unique word, which does not conjure up any mental picture nor can it be played around with. Therefore the Muslims prefer using the Arabic word ‘Allah’ for Almighty God. Sometimes, however, while speaking to the non-Muslims we may have to use the inappropriate word god, for Allah. Since the intended audience of this article is general in nature, consisting of both Muslims as well as non-Muslims, I have used the word God instead of Allah in several places in this article.

“Say: ‘Call upon Allah, or call upon Al-Rahman. By whatever name ye call upon Him, (it is well): For to Him belong the most beautiful names.”

(Qur’an 17:110, see also 7:180, 20:8, 59:24)

Alhamdulillah, hari ini kita sebagai orang-orang Islam sedar bahawa Islam bukanlah milik orang-orang Arab atau Melayu sahaja tetapi adalah untuk seluruh umat manusia. Malangnya kita umat Islam hari ini telah lalai dari tanggung-jawab yang diamanahkan Allah kepada kita untuk menyampai da’wah Islam kepada mereka yang belum terima Hidayah lagi. Allah swt mencela golongan seperti ini dalam Surah Al-Baqarah 2:140 “Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang menyembunyikan keterangan (saksi dan bukti) yang telah diberikan Allah kepadanya? Dan (ingatlah), Allah tidak sekali-kali lalai akan apa yang telah kamu lakukan”. Na’uzubillah, janganlah kita termasuk dalam golongan ini.Allah swt memberikan penghormatan kepada kita orang-orang Islam didalam surah Ali Imran 3:110 “Kamu (wahai umat Muhammad) adalah sebaik-baik umat yang dilahirkan bagi(faedah) umat manusia”. Kita pun rasa sangat seronok mendengarkan ayat ini. Namun begitu kita lupa bahawa setiap penghormatan itu datang bersama tanggung-jawab. Lagi besar suatu penghormatan maka lagi beratlah tanggung-jawab yang harus dipikul. Tanggung-jawab yang diamanahkan oleh Allah kepada kita orang-orang Islam yang melayakkan kita di gelar ‘sebaik-baik umat’ juga disebut dalam ayat yang sama; “(Kerana) kamu menyuruh membuat segala perkara yang baik dan melarang daripada segala perkara yang salah (buruk dan keji), serta kamu pula beriman kepada Allah”. Ini bermakna kita harus menjadi masyarakat ‘amar maaruf nahi munkar’ iaitu melakukan da’wah kepada orang-orang bukan Islam sambil melakukan Islah sesama orang-orang Islam secara serentak.

Allah swt mengatakan didalam surah Al-'Asr 103:1-3 “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal salih, dan mereka pula berpesan-pesan dengan kebenaran dan berpesan-pesan dengan sabar”. ‘Berpesan-pesan dengan kebenaran’ bermakna melakukan ‘amal maaruf nahi munkar’ yakni melakukan da’wah kepada orang-orang bukan Islam sambil melakukan Islah sesama orang-orang Islam. Ayat ini jelas menunjukkan tanggung-jawab melakukan da’wah bukan tugas ustaz, imam atau Jabatan Agama sahaja tetapi adalah tanggung-jawab setiap orang Islam.

Didalam Khutbah terakhir, Rasulullah saw telah bertanya kepada para sahabat yang tidak kurang dari 110,000 orang “Adakah aku telah sampaikan pesanan Islam” dan para sahabat pun secara serentak menjawab “Ya Rasulullah! Kau telah sampaikan”. Maka Rasulullah saw seterusnya memerintahkan mereka “Siapa-siapa yang hadir disini, sampaikanlah kepada mereka yang tidak hadir”. Para sahabat pun faham akan perintah Rasulullah saw lalu keluar dari negeri Arab menyampaikan da’wah Islamiah. Maka Islam telah pun sampai ke Negeri Cina, India, Sepanyol dan seterusnya ke Malaysia. Alhamdulillah, sahabat-sahabat dulu tidak ada sikap macam kita iaitu hanya mahu bercerita tentang Islam sekiranya ada yang bertanya tetapi sebaliknya telah bertebaran kepelbagai pelusuk dunia dalam menyampaikan syiar Islam.

Didalam Shahih Bukhari jilid 4 hadith 667 diriwayatkan dari Abdullah Ibn Amr bahawa Rasulullah saw telah bersabda “sampaikanlah walau satu ayat”. Kita tidak perlu dapatkan Phd atau ijazah atau menjadi ustaz / ustazah dalam menyampaikan da’wah Islam. Walaupun kita tahu satu ayat dalam Qur’an, kita boleh menyampaikannya. Sebagai orang Islam, kita tahu lebih dari satu ayat. Sekurang-kurangnya kita tahu ‘La ilaha ilallah’, maka sampaikanlah ia.

Dewasa ini dunia kita sudah berubah menjadi materialistic. Setiap perkara yang dilakukan mesti ada ganjaran atau keuntungan. Allah swt mengajak kita berniaga denganNya dalam Surah As-Saff 61:10-11 “Wahai orang-orang yang beriman! Mahukah Aku tunjukkan sesuatu perniagaan yang boleh menyelamatkan kamu dari azab seksa yang tidak terperi sakitnya? Iaitu kamu beriman kepada Allah dan RasulNya, serta kamu berjuang membela dan menegakkan agama Allah dengan hartabenda dan diri kamu”.

Kini bila berniaga kita hendak tahu peratusan keuntungannya. Keuntungan yang dijanjikan oleh Allah swt dalam Surah Al-Baqarah 2:261 adalah “Bandingan (derma) orang-orang yang belanjakan hartanya pada jalan Allah, ialah sama seperti sebiji benih yang tumbuh menerbitkan tujuh tangkai; tiap-tiap tangkai pula mengandungi seratus biji. Dan (ingatlah), Allah akan melipat gandakan pahala bagi sesiapa yang dikehendakiNya”. Yakni setiap satu biji benih tumbuh menjadi tujuh ratus biji benih. Didalam bahasa perniagaan, ini adalah keuntungan yang tidak kurang dari 70,000%! Mana ada perniagaan lain didunia ini yang menjamin 100% pulangan keuntungan sehingga 70,000%?

‘Master key’ untuk melakukan da’wah kepada orang-orang bukan Islam ada diterangkan dalam Surah Ali Imram 3:64 “Katakanlah (wahai Muhammad): ‘Wahai ahli kitab, marilah kepada satu kalimat yang bersamaan antara kami dan kamu, iaitu kita semua tidak sembah melainkan Allah, dan kita tidak sekutukan denganNya suatu jua pun; dan jangan pula sebahagian dari kita mengambil akan sebahagian yang lain untuk dijadikan orang-orang yang dipuja dan didewa-dewakan selain dari Allah’.”

Untuk mencari kalimat-kalimat yang bersamaan antara kita dengan mereka, maka kita hendaklah mengkaji kitab mereka (bukan untuk beriman tetapi) untuk mencari ayat-ayat yang menjurus kepada tauhid. Sekiranya diperingkat permulaan kita hanya menggunakan Al-Qur’an dan Hadith sahaja mungkin orang-orang bukan Islam ini tidak percaya atau tidak yakin kerana mereka belum beriman kepada Al-Qur’an. Sekiaranya kita menggunakan Bible maka orang-orang Kristian terpaksa menerimanya. Berikut adalah beberapa hujah-hujah yang boleh kita gunakan dari Bible terhadap orang-orang Kristian:

“My Father is greater than I” [John 14:28]
“My father is greater than all” [John 10:29]
“…I cast out devil by the spirit of God…” [Matthew 12:28]
“…I with the finger of God cast out devils…” [Luke 11:20]
“I can of mine own self do nothing: as I hear, I judge: and my judgment is just; because I
seek not my own will, but the will of the Father which hath sent me.” [John 5:30]
“…and the word which ye hear is not mine, but the Father’s which sent me.” [John 14:24]
“Shama Israelu Adonai Ila Hayno Adonai Ikhad.”
“Hear, O Israel; The Lord our God is one Lord.” [Mark 12:29]

Apabila kita mulakan da’wah kepada orang-orang Hindu, adalah lebih baik sekiranya kita mulakan dengan konsep ketuhanan dalam Islam yang terdapat dalam Surah Al-Ikhlas 112”1-4 “Katakanlah (wahai Muhammad): ‘(Tuhanku) ialah Allah yang Maha Esa; Allah yang menjadi tumpuan sekalian makhluk untuk memohon sebarang hajat; Ia tiada beranak, dan Ia pula tiada diperanakkan; Dan tidak ada sesiapapun yang setara denganNya’.”

Seterusnya kita boleh bincangkan mengenai ayat-ayat yang ada persamaan didalam kitab-kitab mereka contohnya Veda, Upanishad, Purana, Maha Bharata, Ramayana dan yang paling popular dikalangan orang-orang Hindu adalah Bhagavad Geeta. Berikut adalah beberapa contoh yang boleh kita gunakan:

“ Those whose intelligence has been stolen by material desires surrender unto demigods and follow the particular rules and regulations of worship according to their own natures.” [Bhagavad Gita 7:20]

“Ekam evadvitiyam”
“He is One only without a second” [Chandogya Upanishad 6:2:1] 1

“Na casya kascij janita na cadhipah.”
“Of Him there are neither parents nor lord.” [Svetasvatara Upanishad 6:9] 2

“Na tasya pratima asti”
“There is no likeness of Him” [Svetasvatara Upanishad 4:19] 3

“Na samdrse tisthati rupam asya, na caksusa pasyati kas canainam.”
“His form is not to be seen, no one sees Him with the eye.”
[Svetasvatara Upanishad 4:20] 4

“Na tasya pratima asti”
“There is no image of Him” [Yajurveda 32:3] 5

“Shudhama poapvidham”
“He is bodiless and pure” [Yajurveda 40:8] 6

“Andhatama pravishanti ye asambhuti mupaste”
“They enter darkness, those who worship the natural elements” (Air, water, fire, etc.).
“They sink deeper in darkness, those who worship sambhuti (created things; table, chair, idol etc.).” [Yajurveda 40:9] 7

Brahma Sutra of Hinduism:
“Ekam Brahm, dvitiya naste neh na naste Kinchan”
“There is only one God, not the second;
Not at all, not at all, not in the least bit”.

Namun begitu dalam kita menyampaikan da’wah kepada orang-orang bukan Islam, adalah penting kita sentiasa mengambil kira nasihat yang diberikan oleh Allah swt didalam Surah An-Nahl 16:125 “Serulah kejalan Tuhanmu (wahai Muhammad) dengan hikmat kebijaksanaan dan nasihat pengajaran yang baik, berbahaslah dengan mereka (yang engkau serukan itu) dengan cara yang lebih baik”.

Adakah kita menggunakan hikmat kebijaksanaan dan menasihatkan dengan cara pengajaran yang baik dan lemah lembut bila menyampaikan da’wah Islamiah kepada orang-orang bukan Islam? Jarang sekali. Kebiasaannya bila ada orang bertanya mengenai Islam, jawaban yang lazim diberikan adalah; “Dalam Islam kita mesti sembahyang 5 kali sehari, Bulan Ramadhan mesti puasa satu bulan dari pagi sampai senja – tidak boleh makan atau minum, mesti bayar zakat, tidak boleh makan ‘kerbau pendek’ (khinzir), tidak boleh minum (arak), mesti kena ‘potong’ dulu (berkhatan), pergi masjid mesti pakai songkok dan kain, kalau pergi solat Hari Raya mesti pakai baju Melayu (seolah-olah solat itu tidak sah tanpa memakai baju Melayu!) dan bermacam-macam lagi. Saya perhatikan bahawa kita sebenarnya lebih banyak ‘meMelayukan’ seseorang yang masuk Islam dari mengIslamkannnya. Kita memberikan gambaran seolah-olah Islam ini adalah satu agama yang sangat menyusahkan umatnya.

Sepatutnya kita jangan terlalu tekan berkenaan fikah (halal dan haram) pada peringkat permulaan. Yang harus diutamakan adalah tauhid, apabila iman dia sudah mantap barulah kita sampaikan bab fikah secara beransur-ansur ikut kemampuan seseorang individu. Bila iman sudah kukuh dihati, seseorang itu akan mengerjakan perintah Allah tanpa perlu disuruh, InsyaAllah.

Saya ingin mengajak semua Ikhwah & Akhowat yg sedang baca blog termasuklah diri saya agar marilah kita semua bangun. Bukannya bangun dari tempat duduk tetapi marilah kita bangun tidur kita. Kita telah lama tidur dengan mata celik. Marilah kita bangun dan laksanakan tanggung-jawab yang telah diamanahkan oleh Allah kepada kita untuk menyampaikan da’wah kepada orang-orang bukan Islam sambil melakukan Islah kepada sesama Islam.

BERHENTI dari memberikan alasan. Bila saya mengajak orang untuk berda’wah, mereka selalu memberikan alasan dan minta tunggu. Hendak tunggu apa lagi? Allah swt memberika amaran kepada kita dalam Surah At-Taubah 9:24 “Katakanlah (wahai Muhammad): “Jika bapa-bapa kamu, dan saudara-saudara kamu, dan isteri-isteri (atau suami-suami) kamu, dan kaum keluarga kamu, dan harta benda yang kamu usahakan, dan perniagaan yang kamu bimbang akan merosot, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, - (jika semuanya itu) menjadi perkara-perkara yang kamu cintai lebih daripada Allah dan RasulNya dan (daripada) berjihad untuk agamaNya, maka tunggulah sehingga Allah mendatangkan keputusanNya (azab seksaNya); kerana Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang-oramg yang fasik (derhaka)”. Hari ini kita orang-orang Islam masih lagi tunggu!

Marilah kita berhenti dari memberikan alasan-alasan seperti berikut:

a) Tunggulah saya pandai – sampai bila-bila pun kita tidak akan cukup pandai sekiranya kita tidak cuba dari sekarang. Sekali lagi saya rujuk kepada hadith diatas iaitu; “Sampaikanlah walau satu ayat”.
b) Tunggu bila ada orang bertanya baru nak cerita tentang Islam – sekali lagi saya rujuk kepada petikan dari Khutbah terakhir Rasulullah saw; “Siapa-siapa yang hadir disini sampaikanlah kepada yang tidak hadir”.
c) Negara kita negara majmuk, sensitif untuk melakukan da’wah - di zaman Nabi Muhammad s.a.w. terdapat tidak kurang dari 360 suku kaum. Ini tidak menghalang baginda dari memberikan da’wah kepada kaum Musyirikin pada masa itu malahan baginda telah berjaya menyatu padukan semua kaum tersebut dibawah panji Islam!
d) Agama ini urusan peribadi, jangan masuk campur dalam hal orang lain – Dalam Islam ia menjadi tanggung-jawab semua orang-orang Islam mencampuri urusan orang lain apabila ia melibatkan perkara akidah; ‘amal maaruf nahi munkar’.

Saya akhiri dengan sketsa berikut; bayangkanlah suatu hujung minggu kita pergi berkelah bersama keluarga ke pusat peranginan di tanah tinggi seperti di Genting Highland (tanpa singgah di kasino). Bila sampai ke puncak yang paling tinggi, kita pun menghamparkan tikar dan mula menjamu selera bersama-sama dengan keluarga. Dalam kelekaan kita makan dan minum, anak kita yang berumur 2 tahun telah berlari-lari sampai ke hujung tebing; dihadapannya adalah jurang yang cukup dalam. Na’uzubillah, cuba bayangkan anak atau adik kita yang berumur 2 tahun berada dalam situasi itu. Cemas tak? Betul-betul sebelah anak kita ada seorang lelaki dewasa yang sihat dan waras. Apa yang perlu dilakukannya adalah hulurkan tangan dia dan pegang anak kita, InsyaAllah anak kita akan selamat. Tetapi lelaki tadi tidak endahkan anak kita dan anak kita melangkah lagi lalu jatuh kedalam gaung dan mati. Ketika itu adakah kita akan ucapkan terima-kasih kepada lelaki itu kerana tidak masuk campur dalam urusan orang lain? Tidak, kita akan salahkan dia kerana tidak mahu menolong anak kita. Kita akan tuduh lelaki itu sebagai seorang yang sangat kejam.

Tuan-tuan dan puan-puan, sebenarnya kitalah orang-orang Islam yang memegang watak lelaki yang kejam tadi. Kita ada ramai kenalan bukan Islam seperti rakan kerja, kawan jiran dan sebagainya tetapi kita tak pernah buka mulut kita menyampaikan mesej Islam. Kita biarkan sahaja mereka mati dalam keadaaan kafir. Di akhirat nanti mereka akan mengadu kepada Allah dan menarik kita sama-sama masuk ke neraka, na’uzubillah. Apakah alasan yang akan kita berikan pada Allah ketika itu? Marilah kita sama-sama bangun dan sampaikan da’wah kepada orang-orang bukan Islam sambil melakukan Islah sesama orang-orang Islam.

Wa akhiri da’wana anil hamdulillahi Robbil ‘alamin.








Berikut adalah bahan rujukan ( daripada kitab2 hindu )

1. [The Principal Upanishad by S. Radhakrishnan page 447 and 448]
[Sacred Books of the East, volume 1 ‘The Upanihads part 1’ page 93]

2. [The Principal Upanishad by S. Radhakrishnan page 745]
[Sacred Books of the East, volume 15 ‘The Upanihads part II’ page 263]

3. [The Principal Upanishad by S. Radhakrishnan page 736 and 737]
[Sacred Books of the East, volume 15 ‘The Upanihads part II’ page 253]

4. [The Principal Upanishad by S. Radhakrishnan page 737]
[Sacred Books of the East, volume 15 ‘The Upanihads part II’ page 253]

5. [Yajurveda by Devi Chand M.A. page 377]

6. [Yajurveda Samhita by Ralph T.H. Griffith 538]

7. [Yajurveda Samhita by Ralph T.H. Griffith 538]






YA ALLAH...........................

YA ROBBUNA.......................

ENGKAUlah satu-satunya tuhan yng wajib disembah.....................tetapi kebanyakan orang tidak mengetahui hal ni..........termasuklah orang-orang yang aku sayangi kerana sesungguhnya mereka pn termasuk dalam golongan hamba-hamba ENGKAU ya ALLAH..................
oleh itu........

robbasyrohli shodri (ya ALLAH lapangkanlah dadaku)
wayassirli amri (dan mudahkanlan urusanku)
wahlul uqdatamillisani (dan lancarkanlah perkataan lida-lidaku)
yaf qohu qouli (bagi mudah faham)


disini ana ingin mengemukakan beberapa dalil yang ana kutip daripada kitab2 hindu yang menceritakan Tuhan itu Maha Esa dan larangan untuk menyembah selain dari Yang Esa tersebut..


“Ekam evadvitiyam” –
Chandogya Upanishad 6:2
*


“Na casya kascij janita na cadhipah” –
Svetasvatara Upanishad 6:9
*

Jika kata merujuk Al-Quranul Karim pada surah Al-Ikhlas, kita akan mendapati persamaan diantara ayat2 yang ana berikan diatas....Tetapi kenapa penganut Hindu tidak mdengetahui!?
Begitu juga dengan penganut2 Kristian

Ok...ok ana patah balik kepada hindu..
dalil tentang larangan penyembahan ialah


“ Those whose intelligence has been stolen by material desires surrender unto demigods and follow the particular rules and regulations of worship according to their own natures.”
Bhagavad Gita 7:20


“Andhatama pravishanti
ye asambhuti mupaste” Yajurveda 40:9 m/s 538

yang bermaksud:
* They sink deeper in darkness, those who worship sambhuti (created things; table, chair, idol etc.)>

Ayat ni mengatakat sape yang sembah benda2 yang dibuat menggunakan tangan sendiri mereka berada dalam kegelapan yang sangat dalam...Tetapi kenapa kamu (wahai penganut Hindu) masih degil dalam menerima ajakkan aku ke agama yang menyembah Yang Esa....

Kenapa......Kenapa......Kenapa????.........
FIKIRKANLAH wahai hamba ALLAH yang kusayangi....................................

Wallahu 'alam..



~Beginilah derita seorang ibu semasa melahirkan anaknya.tetapi kebanyakan kita xmenghargai.

kenapa..........................?

kenapa..........................?

kenapa..........................?


Jawapan yg kebanyakan org bg adalah

"lani aku dh besar, dh matang buat pe nk menjunjungi Si dia 24 jam"

ya akhi, ana xmenyuruh anta utk menjunjung Si ibu kita @ menjaganya 24 jam...........
ana hanya suruh menghargainya shj..............

dia yg mengandung kta selama 9 bln..& xpernah rasa jemu mahu pn rasa sedih hati semasa mengandung kta......hatinya hanya memikirkan kta sentiasa selamat dalam rahimnya.......
hatinya sentiasa meliputi kasih sayang ........

selepas kita lahir Si dialah yg membesarkan kta yg dh besar & 'matang' ni..........


tetapi akhirnya sekarang hati Si hamba ALLAH 2 hanya meliputi kepiluan & kesedihan
dgn perbuatan mahu pn kata2 kta.............


Mari kita sama2 memerhatikan seorg remaja~

Apabila dia berjumpa dgn Si 'penawar hati' (2lah istilah kebanyakan remaja sekarang) Dia sanggup buat apa2 je untuk penawar hatinya..tetapi Si penawar sebenarnya dia abaikan..Marilah kita sama2 fikirkan adakahke seorg 'penawar hati' dgn
Si dia yg lahirkan kita.Si dia yg mengandung kita sanggup menjaga kta walaupn dh besar....Tetapi adakah Si 'penawar hati' 2 setia ngan kita......masa kta banya membaca & mendengar ttg couple2. I2 hnyalah kebahagian sementara.kta jge pernah mndengar ttg ada wanita kena ditinggalkan oleh kekasihnya selepas perutnya jadi 'bekam'& sebaliknya..

kebanyakan couple2 lani beginilah

Chatting

Dating

Testing

Bunting

Belinting

Terpelanting



So............. marilah kita sama2 menghargai jasa2 ibu kta & sama2 menyanginya........

Syurga 2 dibawah tapak kaki Si dia i2..........

~wallahu 'alam.....


Mari kita duduk dan menilai iman & cinta kpd Rasulullah.
Bayangkan Rasulullah ada d zaman kalian………………………………………………………………
-Rasulullah masuk bilik kalian dan dapati kalian tidur.
-Rasulullah bertahajjud di bilik kalian.
-Rasulullah pulang dari masjid solat subuh,melihat kalian masih nyenyak tidur
-Kalian bangun dr tidur dan bersiap untuk mencari kemewahan dunia ttp kalian tidak mencari kemewahan akhirat.
-Rasulullah meninjau rumah kalian dan dapati tiada satu pun yg boleh membuat baginda bangga dgn kalian malah kesedihan baginda bertambah.
-Masih sibuk dgn urusan dunia sedangkan azan sayup kedengaran.(Rasulullah melihat kalian)
-Bernyanyi suka ria tetapi tidak bersuka ria selawat ke atas baginda.(Rasulullah melihat akhlak kalian)
- Menghafal lirik lagu tetapi hadith baginda di abaikan jauh sekali utk di amalkan.(Tertusuk hati Rasulullah)
-Ambil tahu kisah hidup artis tetapi kalian tidak peduli kisah dan perit hidup baginda menyampaikan Islam semata utk kalian.(Rasulullah terasa dirinya di abaikan)
-Tahu kelebihan artis tetapi kalian tidak tahu kelebihan (mukjizat) baginda.
-Malah di kalangan kalian ada yg menghina pewaris baginda.(Rasulullah mendengar)
-Kalian membiarkan diri dan orang sekeliling kalian hidup dlm kepuraan tanpa membaiki diri dan kalian masih bangga hidup jahiliah.(Rasulullah lihat gaya hidup kalian)
-Keluar rumah tidak menutup aurat malah kalian bangga dgn penampilan kalian y sementara.Lebih dari itu kalian menghina sunnah baginda.(Rasulullah mendengar)
-Sedang kalian duduk berdua bersembang dgn kekasih kalian tiba2 Rasulullah lalu dihadapan kalian.(Rasulullah lihat)
-Apa perasaan Rasulullah melihat kalian berpeleseran di tempat terbuka tanpa rasa malu.(Rasulullah berdiri dan melihat)
-Kalian bergembira lelaki perempuan gelak ketawa tanpa hijab dan terus melakukan dosa walaupun salah di sisi agama.(Malu Rasulullah hingga menitis air mata baginda)
-Kalian berzina dan Rasulullah tangkap kalian.(Menitis air mata Rasulullah)
-Rasulullah terkenang pemuda zaman sahabat yg mantap akidah,tarbiah dan akhlaknya.
-Tetapi pemuda zaman ini y rosak akidah,jauh dr tarbiah malah hilang sifat malu lebih2 lagi perempuan y tubuhnya boleh di jual beli.(Tangisan Rasulullah)
-Harapan baginda utk melihat tarbiah dan islam terus mekar hampa dan kecewa disebabkan oleh KALIAN.
MALULAH KALIAN!!MALULAH KALIAN!! MALULAH KALIAN!!
Kalian tahu apakah yg akan dikata Rasulullah??

“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, maka Kau ampunilah umatku di zaman ini kerana mereka tidak tahu, Kau lembutkan hati mereka utk “bercinta” dgn Mu ya Allah. Kau jadikan hidup mereka dalam keimanan penuh dgn kasih sayang dari Mu. Sesungguhnya aku sayang akan umatku. Janganlah Kau bebani hidup mereka dgn musibah yg mereka tak mampu pikul. Keampunan dari Mu utk umatku amat ku harapkan.Tiada yg indah yg kuharapkan selain ampunan dr Mu utk umatku. Kau terimalah taubat mereka jika mereka kembali kpd Mu. Masukkanlah mereka bersama aku di dalam rahmatmu(Syurga).Maqbulkanlah permintaan ku ini wahai Tuhan sekalian alam. Ameeeeeen(Bersama linangan air mata sehingga membasahi pipi baginda yg mulia)


#nota dr penulis
KALIAN harus bertanggungjawab atas tangisan baginda.
KALIAN harus bertanggungjawab atas kelemahan Islam kini.
KALIAN wajib merubah diri kalian utk melihat kembali senyuman Rasulullah.
Jika kalian tiada perasaan ingin berubah tunggulah perhitungan Allah di MAHSYAR dan neraka Allah yg sentiasa dahagakan TUBUH KALIAN.
Moga Allah melembutkan hati sy dan kalian..Moga Islam bersinar kembali kerana KALIAN.
Allah Taala shj yg Maha mengetahui.

Selamat Berkenalan

ALLAH Matlamat Utamaku

~ حيّ على الصلاة ~

Jom Solat..

Followers

Perkongsian


Islamic Hijri Calendar

Waktu Al-Quds

Sa'atul Misr

K.L time

TERNAKAN KITA..